Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan menyebut pemimpin adalah mereka yang bekerja senyap untuk rakyat tanpa banyak sorotan. Dia meyakini, pemimpin bukanlah sosok yang beratraksi apalagi berpolitik.
“Rekam jejaknya prioritaskan, keadilan atau sebaliknya? Kami tawarkan apa yang sudah dikerjakan di Jakarta dengan banyak sekali yang dikerjakan bukan sebagai atraksi politik,” kata Anies saat menghadiri acara May Day dari PKS di Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
Baca Juga
Anies mengaku, selama di Jakarta, dirinya banyak datang kepada tokoh-tokoh, kepada guru-guru yang aktivitasnya tidak diunggah di sosial media. Hal ini dia lakukan karena tidak ingin bagian tersebut menjadi atraksi dan persepsi.
Advertisement
“Itu bukan atraksi, kami mau menghadirkan solusi dan kami ingin mereka yang kami ajak bicara itu percaya bahwa gubernur datang ke rumah, diskusi dengan para buruh untuk mencari solusi keadilan bukan untuk menciptakan persepsi di luar sana,” jelas Anies.
Anies tidak ambil pusing, bila kerja-kerjanya selama lima tahun di Jakarta tidak terdokumentasi penuh lewat sosial media. Sebab dia yakin, saat kerja yang dilakukan adalah benar maka hal itu menjadi catatan sejarah yang terukir selamanya.
“Tentang si Gubernur biarkan nanti sejarah akan bercerita tentang apa yang dikerjakan di masa lalu dan itu yang kita kerjakan konsisten di Jakarta,” tegas mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Anies percaya, rekam jejak seorang pemimpin tidak akan menjadi parameter keliru dalam menentukan pilihan. Bahkan dia mendorong, kepada para pemilih untuk bisa menjadikan rekam jejak sebagai hal dasar dalam menentukan pilihan bagi Indonesia kedepan.
“Rakyat mau menitipkan amanat kepada siapa pun dan kepada partai apa pun, saya mengajak kepada semua lihat rekam jejakny saja, karena rekam jejak itulah yang menjadi dasar paling otentik untuk memprediksi ke depan apakah rekam jejaknya membela kepentingan semua,” Anies menandasi.
Capres Anies Baswedan Diumumkan Juli 2023
Koalisi Perubahan punya tenggat waktu untuk menjaring nama bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan. Rencananya, Koalisi Perubahan akan mengumumkan pasangan Anies Baswedan pada Juli 2023.
"Kita ada time limit kok. Juli sudah harus selesai dan kita harus declare. Kami akan deklarasikan," ujar Ketua DPP NasDem Willy Aditya di Sekretariat Perubahan, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Willy menyatakan alasan Koalisi Perubahan deklarasi lebih cepat bukan karena untuk masa kampanye yang panjang, tetapi hanya karena jadwal yang sudah dibahas di internal.
"Enggak juga, time frame aja," ujar Willy.
Sementara itu, bakal capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengakui tim delapan Koalisi Perubahan sudah mulai membahas nama-nama cawapres yang akan mendampinginya. Sebelumnya ada lima nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies.
"Pembahasan mengenai calon wakil presiden tim juga mulai membahas dan nanti ini prosesnya masih berjalan," ujar Anies saat konferensi pers di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu belum mau mengungkapkan siapa saja nama yang sedang digodok oleh tim delapan Koalisi Perubahan.
"Tapi seperti teman-teman juga tahu kebiasaan di Koalisi Perubahan untuk persatuan itu kami melakukan proses dulu baru mengumumkan," ungkap Anies.
Anies menuturkan, saat ini tim masih berproses. Sehingga tidak bisa juga diumumkan ke publik siapa saja nama calon wakil presiden. Setelah selesai akan disampaikan ke publik.
"Kenapa? Karena kami ingin bertanggung jawab pada publik. Kami merasa ini sebuah tanggung jawab penting ini bukan main-main ini bicara tentang bangsa. Bicara tentang negara dan arah kita ke depan bukan atraksi-atraksi sekadar untuk menjadi percakapan," ujar Anies.
Advertisement